Sungai Pusur Klaten Dulu Jadi Tempat Sampah, Sekarang Bawa Berkah

TEMPO.COKlaten – Sebelum naik daun seperti sekarang, enam tahun silam, Sungai Pusur hanyalah ‘halaman belakang’ dari Kecamatan Tulung dan Polanharjo. Tulung dan Polanharjo adalah dua kecamatan di Kabupaten Klaten yang sejak dulu terkenal sebagai gudangnya objek wisata pemandian dari mata air alami. Sebut saja Umbul Ponggok, Umbul Kemanten, Obyek Mata Air Cokro, semua ada di sekitar Sungai Pusur.

River Tubing Pusur Adventure adalah komunitas relawan yang bergerak di bidang pengurangan risiko bencana di kawasan Sungai Pusur. Kini, RTPA dikenal sebagai objek wisata alternatif di Dukuh Jragan, Desa Wangen, Polanharjo, Klaten, yang menawarkan pengalaman mengarungi jeram Sungai Pusur dengan menumpang ‘perahu’ mini dari ban dalam traktor.

Terbentuk dengan nama awal Komunitas Pusur, Aris dan rekan-rekannya mulai terpanggil membersihkan Sungai Pusur di 2013. Pada masa itu, wabah demam berdarah sempat menjangkiti sebagian warga Desa Wangen sisi timur, termasuk Dukuh Jragan.

Lantaran gerakan mencegah wabah demam berdarah saat itu hanya menyasar permukiman penduduk, Aris mengajak sebagian pemuda Desa Wangen merambah Sungai Pusur. “Genangan-genangan air akibat tumpukan sampah yang menyangkut pada batu dan cabang-cabang pohon bambu menjadi sasaran utama dalam kegiatan gotong-royong rutin kami,” kata Aris.

Oleh PT Tirta Investama Klaten (pabrik Aqua di Desa Wangen yang berdiri sejak 2002), komunitas itu mendapat bantuan berupa dua set pelampung dan helm. “Dua set pelampung dan helm itu menjadi modal awal Komunitas Pusur pada 2013,” ujar Aris.

membersihkan Sungai Pusur secara sukarela. Tak disangka, foto-foto dan video dokumentasi kegiatan gotong-royong di Sungai Pusur yang diunggah di media sosial memantik rasa penasaran warganet. Wisatawan mulai berdatangan karena tertarik dengan keelokan Sungai Pusur.

Demi melayani wisatawan, saat itu Komunitas Pusur terpaksa harus menyewa pelampung dan helm dari luar. “Saat itu kami tidak membayangkan Sungai Pusur bakal menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara seperti sekarang,” kata Aris mengenangkan masa awal berdirinya RTPA

Sumber : https://travel.tempo.co/read/1205780/sungai-pusur-klaten-dulu-jadi-tempat-sampah-sekarang-bawa-berkahhttps://travel.tempo.co/read/1205780/sungai-pusur-klaten-dulu-jadi-tempat-sampah-sekarang-bawa-berkah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.